fAnalasis Puisi Aku karya Chairil Anwar. Bait pertama : Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Bait itu bermakna bahwa kebulatan keyakinan pengarang yang sangat terhadap apa yang diyakininya, sehingga tak bisa dirayu siapapun. kata "kau" bisa menjadi seorang yang dekat atau bisa menjadi siapa saja.
Salah satu bukti keabadian karyanya, pada Jumat 8 Juni 2007, Chairil Anwar, yang meninggal di Jakarta, 28 April 1949, masih dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bekasi (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra. Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa Chairil Anwar.
Dalam puisi Chairil Anwar yang lain, "Aku", ada penggambaran senada tempat "tuak menggelegak" dan "cumbu-buatan satu biduan" ditampilkan sebagai kontras dengan "ahli agama". cepsubhankm.com. Esai kritik sastranya menjadi Pemenang II Sayembara Kritik Sastra DKJ 2022 dan Juara 2 Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail
Brilio.net - Chairil Anwar merupakan satu di antara penyair ternama di Indonesia.Di kalangan para pencinta karya sastra, nama Chairil Anwar tentunya cukup populer. Chairil Anwar dianggap sebagai penyair angkatan 45.. Sebagai seorang penyair, Chairil terkenal dan dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang".Julukan ini muncul berkat karya puisinya yang berjudul 'Aku'.
Puisi 'Aku' ini merupakan karya sastra yang diciptakan oleh Chairil Anwar pada. tahun 1943 dan pertama kali dibacakan di Pusat Kebudayaan Jakarta pada bulan Juli. dalam tahun yang sama.Karya ini merupakan karya Chairil Anwar yang paling terkenal. dan juga salah satu puisi yang paling terkemuka dari Angkatn'45.
Badan kami tertempa baja, Jiwa kami gagah perkasa, Kami akan mewarna di angkasa, Kami pembawa ke Bahagia nyata. Kawan, kawan, Menepis segar angin terasa, Lalu menderu menyapu awan, Terus menembus surya cahaya, Memancar pencar ke penjuru segala,
.
kritik sastra puisi aku chairil anwar